Seperti
yang kita ketahui, setiap sesuatu biasanya di dahului dengan penyebab,
bahkan kadang banyak penyebab, begitupun dengan kesepian. Sebagian orang
mungkin tidak mengetahui apa penyebab dari rasa kesepian tersebut.
Merasa kesepian, padahal mereka sendiri berada di tengah-tengah
keramaian. Terkadang pula, ingin sekali melakukan segala sesuatu
sendiri, tak ingin merepotkan orang lain.
Sebenarnya,
rasa keterasingan, kesunyian ditengah keramaian, merasa kesepian dalam
kesendirian akan terkikis secara emosional apabila kita memiliki
hubungan yang hangat dengan Allah, Yang Maha Kasih. Ketiadaan hubungan
kepada yang Maha Kasih inilah yang menimpa banyak orang sehingga begitu
mudahnya terseret pada situasi putus asa bahkan sampai bunuh diri. Hal
ini menunjukkan betapa dangkal dan lemahnya iman seseorang dalam
menghayati hidup.
Dalam
pandangan Islam, mereka telah terperosok dalam 'pinggiran' dimensi
spiritual yang mampu menangkap dan merasakan kehadiran Allah Subhanahu
Wa Ta'ala dalam dirinya, namun tidak bisa berfungsi. Hatinya telah
tertutupi oleh nafsu bagi masuknya cahaya dan kasih sayang Allah
sehingga mereka juga kehilangan kasih sayang yang ada pada dirinya.
Perasaan kesepian tersebut dapat juga bersumber dari hilangnya makna hidup, "The Meaning of Life."
Secara fitri, manusia memiliki kebutuhan akan makna hidup. Makna hidup
dimiliki oleh seseorang manakala ia memiliki kejujuran dan merasa
hidupnya dibutuhkan oleh orang lain dan merasa mampu dan telah
mengerjakan sesuatu yang bermakna untuk orang lain.
Selain itu, perasaan sepi itu bisa muncul karena merasa hidup tak bermakna, dan hubungan dengan manusia lain terasa hambar karena ketiadaan ketulusan hati. Kesepian yang berkepanjangan, dapat menyebabkan manusia menderita gangguan kejiwaan berupa kebosanan, bosan kepada kepura-puraan, bosan kepada kepalsuan, tetapi ia tidak tahu harus melakukan apa untuk menghilangkan kebosanan itu.
Banyak cara untuk mengatasi rasa kesepian tersebut, kesepian di tengah keramaian. Diantaranya adalah sebagai berikut :
-
Allah SWT telah menjawabnya dalam Al Qur’an surah Ar Ra’d ayat 28 yang
artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah-lah hati menjadi tenteram”.
Menurut ayat tersebut, solusinya adalah zikrullah (mengingat Allah SWT).
Zikir
ada tiga, zikir hati yakni dengan mengingat Allah dan berbagai
nikmat-Nya, zikir lisan yakni dengan banyak menyebut/memuji Allah SWT
(ucapan yang lazim adalah : Subhannallah, Alhamdulillah, Laa ilaha illa
Llah, Allahu Akbar), dan zikir amal, yakni dengan melakukan apa yang
diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Niscaya dengan zikir kepada
Allah pada tiga jenis zikir tersebut, hati kita tidak pernah lagi
merasa kesepian (tenang).
- Ingatkan diri kita tentang bakat yang membuat kita bangga pada diri sendiri.
- Laksanakan kegiatan yang selama ini kita dambakan. Pandai dalam suatu bidang akan membangkitkan rasa percaya diri.
- Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
- Bergabung dengan grup yang punya minat yang sama.
- Sibukkan diri dengan pekerjaan sukarela. Dengan kegiatan ini, kita akan lebih memikirkan apa yang bisa kitaberikan kepada orang lain, daripada memikirkan apa yang bisa kita dapatkan dari orang lain.
- Jangan terlalu kritis terhadap orang lain. Jika kita mengharap bertemu dengan orang yang sempurna, kita akan menunggu selamanya.
- Selalu tersenyum, karena senyum itu sendiri merupakan ibadah.
Allah
si pencipta manusia, tentu lebih tahu bagaimana cara membuat kita
tenang daripada diri kita sendiri. Mengatasi rasa sepi bukan tergantung
pada apa yang ada di luar kita, tapi pada apa yang ada di dalam
hati/perasaan kita. Perasaan kita yang harus dikelola dengan zikir
kepada Allah SWT. Itulah satu-satunya jawaban jika hati kita ingin
tenang dan terhindar dari rasa kesepian, sebagaimana yang tertera dalam
Al Qur’an Surah 13 ayat 28 di atas.
Jadi,
jika kita ingin terhindar rasa sepi, dekatilah Allah yang memiliki
hati kita. Bermesraanlah dengan Allah dan nikmati kebersamaan kita
dengan Allah dengan banyak berzikir. Sifat pemalu atau tidak pemalu,
banyak atau sedikitnya teman, menikah atau tidak menikah, bukan faktor
utama seseorang terhindar dari rasa kesepian. Semoga hati kita selalu
mendapat "Nur", cahaya dari Allah, sehingga jauh dari rasa kesepian
dalam hidup ini. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar